Rabu, 04 Juli 2012

Bahayakah Keputihan pada Kehamilan??

 


Keputihan pada dasarnya adalah hal yang sangat normal dialami oleh perempuan dewasa. Hanya saja, bisa berbeda keadaanny jika keputihan yang dialami adalah jenis keputihan berat yang sering mengganggu aktifitas, khususnya pada ibu yang sedang hamil. Bahayakah keputihan pada masa kehamilan? Nah pertanyaan ini seringkali menjadi momok bagi para perempuan. Perempuan sebaiknya harus lebih peduli pada kebersihan organ intimnya dan berhati- hati ketika terjadi gejala keputihan tertentu pada masa kehamilan. Keputihan pada masa kehamilan seringkali berakibat fatal bagi kehamilannya dan menyebabkan lahirnya bayi premature, ketuban pecah sebelum waktunya serta berat bayi yang sangat rendah.

berikut ini adalah jenis keputihan yang harus diwaspadai selama masa kehamilan :
keputihan, bahaya keputihan, keputihan pada kehamilan1.     Vaginosis Bakterialis ( VB )
Frekuensi terjadinya VB pada perempuan hamil meningkat sebanyak 16% - 24% daripada perempuan yang tidak hamil. VB terjadi karena adanya perubahan ekosistem dalam area genital, yaiut keadaan menghilangnya jumlah laktobasili normal yang disertai dengan tumbuhnya mikroorganisme lain dalam jumlah yang tinggi. Gejala VB diawali dari munculnya cairan kental berbau tajam, dan akan menimbulkan rasa gatal jika sudah dalam keadaan parah. Jika tidak segera diatasi maka hal ini dapat menimbulkan kelahiran prematur, ketuban pecah dan berat bayi rendah.

2. Kandidosis Vulvoginal ( KV )
Kandidosis vulvoginal dipicu oleh candida albicans atau sejenis mikroorganisme komensal yang terdapat di area genital perempuan sehat. Keputihan ini terjadi karena pertumbuhan sel- sel jamur secara tidak terkendali. Gejalanya KV diawali dengan munculnya cairan kental berbau tajam disertai rasa gatal yang membuat iritasi dan lecet pada vulva. Selain itu, ibu hamil juga akan merasakan nyeri saat buang air kecil dan bersenggama. Sama seperti VB, jika gejala ini dibiarkan berlarut- larut maka dapat menyebabkan bayi lahir prematur, ketuban pecah dan berat bayi rendah. Untuk menhindari KV ini, maka dianjurkan untuk menghindari pemakaian alat kontrasepsi oral kombinasi, pemakaian antibiotika berlebihan, kebiasaan irigasi ( mencuci vagina dengan cairan pembersih/ pewangi terlalu sering ) dan vagina jeli atau pemakain celana dalam ketat sehingga ventilasi berkurang.

3. Trikomoniasis
Keputihan jenis ini disebabkan oleh bakteri trichomonas vaginalis yaitu protozoa yang mempunyai flagel yang biasa menular melalui hubungan seksual. Gejala trikomoniasis antara lain adalah timbulnya sensasi panas, nyeri, gatal dan iritasi pada daerah paha, vulva dan perineum ( kulit diantara anus dan vagina ), terjadi pendarahan saat bersenggama hingga keluarnya cairan keputihan warna putih keabuan atau kuning kotot kehijauan disertai bau tidak sedap dan leher rahim mengalami bengkak dan radang kemerahan. Trikomoniasis juga mengakibatkan kelahiran bayi permatur dan berat bayi rendah.

Untuk menghindari keputihan selama masa kehamilan, berikut tips yang dianjurkan untuk calon ibu :
• Bersihkan area genital dengan handuk setiap usai mandi atau buang air kecil agar vagina tetap terjaga kering dan hindari pemakaian tissue beraroma wangi
• Hindari penggunaan panty liner setiap hari
• Selalu gunakan pakaian dalam berbahan dasar katun, hindari penggunakan bahan sintetis dan celana dalam ketat
• Kurangi makanan manis dan mengandung kafein


Sumber: 
Keputihan pada Kehamilan

Tidak ada komentar:
Write comments