Senin, 25 Juli 2011

Bumbu Instan Semakin Menjamur, Amankah Dikonsumsi?

 

Jika dulu untuk membuat nasi goreng saja kita mengiris bawang merah, bawang putih, cabai dan campuran lainnya, kini kita tinggal membeli bumbu instan lalu mengaduk- aduknya dengan nasi dan telur. Untuk membuat opor kita dulu harus bersusah payah mencampur aduk dan mengulek berbagai macam bumbu, sekarang kita tinggal membeli satu buah bumbu instan dengan judul “bumbu opor” atau ketika membuat gulai, bumbu instan siap saji pun tersedia. Praktis dan mudah bukan? Pasti!


Untuk wanita karir yang selalu berperang dengan waktu, hal tersebut tentu sangat memudahkan. Bukan hanya karena menghemat waktu dan tenaga, tapi hasil masakannya pun tak kalah nikmat dari racikan bumbu asli. Namun di sisi lain, kita harus waspada! Kita harus tahu ingredient ( komponen/ bahan ) dari bumbu yang kita beli, termasuk food additive atau bahan makanan sintesis atau BPT ( Bahan Tambahan Pangan ) apa di dalamnya.

Food additive atau BPT memang tidak dapat dipungkiri kehadirannya dalam kehidupan kita. Semua produk pangan tak bisa lepas dari BPT. Minyak goreng, coklat, sereal instan, bumbu instan dan biskuit hanyalah beberapa contoh produk pangan dengan campuran BPT. Burukkah akibatnya? Menurut Prof. Dr. Ir. Hanny Wijaya dari TPG-Fateta IPB cukup bnayak hal positif yang diperoleh dengan adanya BPT, antara lain mempertahankan mutu, memperbaiki penampilan, cita rasa serta memperpanjang masa simpan produk olahan. BPT sering dihubung- hubungkan dengan kontaminasi atau pencemaran kesehatan karena zat kimia, tapi sebenarnya tidak seburuk apa yang pernah kita dengar.

Bumbu masakan instan yang dijual kemasan biasanya mengandung BPT seperti natrium bennzoat/ sodium benzoate sebagai pengawet makanan dan asam sitrat sebagai penguat rasa. Lain lagi dengan bumbu giling segar yang dijual di pasar, menurut Dr. Hanny lagi, seharusnya tidak boleh memakai bahan pengawet karena harus dijual segar.  Bumbu giling seperti ini biasanya dibuat sendiri oleh pedagang dan diberi garam sebagai bahan pengawet alami untuk daya tahan produk 1 – 2 hari. Ketika berbelanja di pasar, penting sekali untuk kita berbelanja cerdas dan bisa membedakan mana bumbu gilingan yang masih segar dan mana yang sudah tidak layak pakai.



Masalah yang ada saat ini adalah terdapat ribuan jenis BPT yang seringkali orang tidak tahu apakah kandungan di dalamnya direkomendasikan untuk makanan atau tidak. Beberapa tahun yang lalu kita pernah dihebohkan dengan penggunaan boraks/ formalin, zat pewarna kain, dan rhodamine-B/ zat pewarna yang bersifat karsinogenik untuk makanan. Zat- zat tersebut tidak diperbolehkan sebagai zat additive karena dapat memicu kanker dan berbagai macam penyakit lainnya. “Kesalahannya bukan pada BPT-nya, tapi pemakainya yang ngawur. Kasus seperti di Indonesia umumnya karena ketidaktahuan. Para pedagang kecil tidak punya akses mendapatkan informasi yang tepat. Mereka tidak tahu kalau zat kimia yang mereka pakai tidak boleh digunakan untuk pangan. Di sisi lain, konsumen juga tidak kritis. Maunya dapat barang murah, tapi kualitas bagus”, tutur Dr. Hanny.

Aman tau tidaknya pemakaian BPT sebenarnya tergantung dari jenis BPT yang digunakan, kondisi serta tujuan penggunaan dan dosis. Meski demikian, bumbu maupun bahan pangan lainnya yang tanpa BPT belum tentu lebih aman dari bahan yang ditambah BPT. Jadi, alangkah baiknya kita sendiri berhati- hati dan lebih bijaksana dalam memilih produk pangan yang sesuai dengan standar kesehatan. Berikut beberapa tips sebagai panduan kita untuk memilih bumbu masakan instan baik di supermarket maupun di pasar tradisonal.

·         Tips Membeli Bumbu Masak Instan di Supermarket
1.       Biasakan baca label kemasan. Ada setidaknya delapan informasi penting yang harus diperhatikan : nam produk, sertifikasi, halal, kandungan isi, kadaluarsa, kuantitas isi, asal produk, informasi gizi dan tanda- tanda kualitas lainnya.
2.       Bahan additive yang mesti dicantumkan meliputi bahan sintesis atau alamiah yang ditambahkan dalam produk untuk memperbaiki penampilan bau, rasa, dan kadaluarsa.
3.       Kenali spesifikasi BPT yang popular digunakan, khususnya efek BPT tersebut, misanya nitrit tidak baik untuk penderita asma.
4.       Hindari pemakaian produk dengan BPT yang sama secara terus- menerus untuk menghindari penumpukan efek zat tertentu.

·         Tips Membeli Bumbu Masak Instan di Pasar Tradisional
1.       Hindari produk yang memakai BPT yang seharusnya tidak diperlukan seperti pewarna berlebihan.
2.       Jangan tergiur produk murah. Carilah harga yang pantas sesuai dengan kandungan yang digunakan. Seringkali harga menunjukkan kualitas suatu barang.
3.       Amati kelayakan daya simpan bumbu. Kita perlu waspada jika bumbu tersebut dapat disimpan dalam suhu kamar hingga seminggu lamanya.
4.       Percayalah pada  panca indra kita. Indra dapat memberi peringatan yang akurat terhadap bahan- bahan yang berbahaya bagi tubuh.



Baca artikel aslinya juga yaaa : Bumbu instans di pasaran, amankah??

1 komentar:
Write comments
  1. waduh bahaya tuh... bisa-bisa terkena penyakit kita sob.. thanks for share sob... :) nice info sob.. :)

    BalasHapus

Hanya komentar yang berkaitan dengan artikel/ postingan yang akan ditampilkan